Wakil Bupati Bandung Tinjau Lokasi Korban Longsor di Desa Sukanagara

Wakil Bupati Bandung, Camat Soreang, Kepala Dinas Sosial dan plt Kepala Pelaksana BPBD tinjau lokasi longsor di Desa Sukanagara Kecamatan Soreang

Sosialisasi Pelayanan Santunan Jasa Raharja

Sosialisasi Pelayanan Santunan Jasa Raharja, prosedur pengajuan santunan kecelakaan ke Jasa Raharja dan kriteria kecelakaan yang berada dalam jaminan Jasa Raharja sesuai ketentuan UU No. 33 Tahun 1964 dan UU No.34 Tahun 1964

Pelantikan Kwartir Ranting Kecamatan Soreang

Camat Soreang sebagai Ketua Mabirran melantik Drs Abdul Rohman, MS dilantik sebagai Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Soreang (04/01/2012) bertempat di aula Kecamatan Soreang

Pelatihan/Pembekalan Posyandu Kecamatan Soreang

Pelatihan/Pembekalan Posyandu Kecamatan Soreang yang diikuti oleh Para Kepala Desa, Para Ketua TP PKK Desa, Para Ketua Posyandu dan Para Kader Aktif se-Kecvamatan Soreang dari tanggal tanggal 17-19 Januari 2012

Pelayanan Pencetakan KTP

Operator Pencetakan KTP dan KK Kecamatan Soreang memperlihatkan hasil pencetakan KTP

Verifikasi Pemanggilan e-KTP

Petugas di dampingi Sekretaris Kecamatan Soreang sedang mem-veririfikasi data diri Wajib KTP untuk perakaman data e-KTP

Perekaman Data e-KTP

Operator e-KTP sedang melakukan perakaman data Wajib KTP dalam pelaksanaan program e-KTP

Pelaksanaan Perekaman Data e-KTP dari 2 April 2012 sampai dengan 24 April 2012 sebanyak 4.029 Wajib KTP atau 5,25% // Alokasi Dana Perimbangan Desa (ADPD) untuk Wilayah Kerja Kecamatan Soreang Tahun Anggaran 2012 jumlahnya mencapai Rp. 2.150.092.000 (pembulatan), ada kenaikan +/- 100% dari ADPD Tahun Anggaran 2011 // Jadwal Perekaman Data e-KTP hanya dari mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu

Kamis, 29 Juli 2010

9 Juta Tabung Akan Ditarik

JAKARTA, (PR).-
Pemerintah akan segera menarik peredaran sembilan juta tabung elpiji 3 kg buatan Australia dan Jepang yang diduga tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kesembilan juta tabung impor tersebut adalah yang beredar pada masa awal konversi minyak tanah ke elpiji.

"Yang tidak ber-SNI nanti akan ditarik, ada sekitar sembilan juta yang diduga beredar. Itu impor dari Australia dan Jepang," ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, di Istana Negara, Jln. Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (28/7).

Agung mengatakan, saat ini pemerintah baru akan menarik tabung-tabung impor tersebut. Sebanyak 45 juta tabung lain yang saat ini beredar belum direncanakan ditarik, karena dinilai masih memenuhi SNI. Padahal, banyak pihak menduga, tidak sedikit tabung yang menggunakan logo SNI sebagai tempelan belaka.

"Kalau sudah ber-SNI untuk apa ditarik? Kalau tidak ber-SNI, tidak boleh diperdagangkan atau diperjualbelikan dan diedarkan. Kalau masih ditemukan di pasaran, harus ditarik," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar cepat tanggap dalam merespons kondisi tabung di pasaran. Jika menemukan tabung elpiji dalam kondisi cacat atau bocor, masyarakat diminta untuk segera melaporkan kepada Pertamina dan menggantinya dengan yang baru.

Mengantisipasi berulangnya insiden ledakan yang melibatkan tabung elpiji 3 kg, menurut Agung, pemerintah juga akan meningkatkan sosialisasi cara penggunaan elpiji 3 kg beserta aksesorinya. Bahkan, pemerintah berniat melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah atau door to door.

Sebelumnya, seperti diberitakan "PR", melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pemerintah memastikan tidak akan melakukan penarikan sembilan juta tabung gas yang belum ber-SNI. Kemenperin hanya menjanjikan bahwa kesembilan juta tabung tersebut akan diuji ulang oleh Pertamina, paling lambat pada 2018.

Sementara itu, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, menurut data YLKI sampai Rabu (28/7) jumlah ledakan gas mencapai 189 kasus, dengan korban meninggal 33 orang. Jumlah tersebut sangat besar sehingga pemerintah harus bergerak cepat, tidak sebatas berwacana.

"Sudah berkali-kali pemerintah berwacana akan menarik, tetapi dalam pelaksanaan tidak jelas waktu penarikan dimaksud. Padahal, korban ledakan sudah banyak," ujar Tulus kepada "PR".

Menurut Tulus Abadi, pemerintah sebaiknya segera membentuk tim teknis yang memiliki kemampuan secara baik, untuk menarik tabung gas yang cacat dan ilegal. Alasannya, tidak semua orang mampu mengenali tabung yang cacat dan ilegal. "Saya melihat Pertamina sendiri belum sepenuhnya mengetahui betul mana yang cacat, mana yang ber-SNI dan tidak. Semua itu, memang perlu tim teknis yang memiliki kemampuan untuk mengenali tabung baik dan tidak. Tim harus segera dibentuk, lalu bekerja cepat," ujarnya.

Tidak hanya tabung yang ditarik, tetapi juga slang sampai regulator yang bermasalah. Semua itu juga harus ditarik, terutama yang cacat. "Setelah ditarik, maka masyarakat harus diberi gratis, jangan disuruh membeli lagi. Rakyat sekarang sudah menjadi korban atas kebijakan ini, makanya kalau tabung dan lainnya ditarik, mereka harus diberi gantinya secara gratis," katanya.

Pemerintah, kata Tulus Abadi, dinilai lamban menangani masalah ledakan gas tersebut. Padahal, kondisi di lapangan sudah sangat meresahkan dan sudah banyak menelan korban jiwa. "Jangan terus berwacana, nanti malah rakyat akan bilang pemerintah telah berbohong, karena tidak ada tindakan nyata," katanya.

Akibat kelambanan pemerintah, tingkat kepercayaan publik untuk penggunaan gas menurun drastis. Kondisi itu tidak bisa terus dibiarkan, karena akan merugikan semua pihak.

YLKI sendiri sekarang sedang menyusun rencana gugatan kepada Presiden dan DPR hingga Pertamina. Gugatan tersebut akan dilayangkan bersama koalisi LSM, karena pemerintah lamban serta melakukan pembiaran atas ledakan demi ledakan tabung gas di berbagai daerah.

"Sekarang kami sedang menyiapkan gugatan, apakah itu class action atau apa pun namanya ke Presiden sampai Pertamina. Bayangkan saja, sudah 33 jiwa melayang, dan 189 kasus ledakan sampai banyak orang kehilangan rumah dan lainnya. Itu terjadi karena pemerintah lamban serta melakukan pembiaran. Dengan gugatan ini, diharapkan pemerintah bisa bertindak cepat," katanya.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi menilai, sebaiknya pemerintah bukan hanya menarik sembilan juta unit tabung impor. Menilik banyaknya tabung yang tidak memenuhi standar, seharusnya pemerintah juga melakukan pengecekan secara berkala terhadap seluruh tabung yang beredar.

"Dalam melakukan penanganan, pemerintah tidak bisa mengotakkan. Harusnya, semua tabung dicek, diperiksa, yang tidak sesuai standar ditarik, lalu dimusnahkan. Dengan demikian, masyarakat benar-benar mendapatkan jaminan keamanan. Kalau hanya sembilan juta yang ditarik, bagaimana dengan tabung tidak berstandar lainnya?" ujarnya.

Selain melakukan penarikan, Acuviarta mengungkapkan, pemerintah juga harus semakin memperketat pengawasan dari hulu ke hilir. Bahkan, menurut dia, jika diperlukan sebaiknya pemerintah membentuk lembaga pengawasan khusus, mengingat begitu krusialnya masalah ini.

Kendati demikian, Acuviarta mengaku menyambut baik langkah pemerintah menarik sembilan juta tabung impor tersebut. Akan tetapi, langkah pemerintah jangan hanya sampai di sana, jika perlu melakukan pengusutan jika di lapangan terbukti ada unsur kesengajaan atas beredarnya tabung yang tidak berstandar.

"Kalau memang terbukti ada unsur kesengajaan, siapa pun yang terlibat harus dibawa ke ranah hukum. Korban sudah begitu banyak. Bagi perusahaan yang terbukti sengaja mengurangi kualitas standar tabung ataupun aksesori, cabut izinnya dan tutup usahanya," ujar Acuviarta.

Menurut dia, pengusutan juga harus dilakukan pada proses impor paket tabung perdana pada awal konversi. "Selidiki, apakah dalam proses pengadaannya ada unsur perbuatan melanggar hukum, khususnya dari segi kualitas dan harga, termasuk proses impor," tuturnya. (A-97/A-150/Dtc)***

Bupati Serahkan Bantuan

SOREANG, (PR).-
Para pedagang korban kebakaran Pasar Majalaya mendapat bantuan pembangunan kios dari Pemerintah Kab. Bandung. Bantuan diserahkan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, di GOR KONI Majalaya, Desa Majakerta Kec. Majalaya, Kab. Bandung, Rabu (28/7).

Menurut bupati, total anggaran yang disiapkan untuk membantu para pedagang di Pasar Majalaya mencapai Rp 1,3 miliar. Setiap kios akan mendapat bantuan sekitar Rp 1,6 juta. Sementara pelaksanaan pembangunan kios diserahkan sepenuhnya kepada para pedagang.

Jumlah kios yang akan dibangun sebanyak 741 unit. Luas kios bervariasi mulai 2,5 meter x 2,5 meter sampai 3 meter x 2,5 meter. "Selain bantuan berupa uang, Pemkab Bandung juga akan membantu membangun rangka dan atap kios," kata Obar.

Bantuan berupa uang akan disalurkan melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung kepada delapan belas kelompok pedagang yang telah dibentuk sebelumnya. "Jika pemerintah memberikan bantuan berupa bahan bangunan, proses pembangunannya akan lama," katanya.

Bupati berharap agar pembangunan kios dan lapak di Pasar Majalaya bisa secepatnya diselesaikan sehingga bisa berjualan kembali pada bulan Ramadan. Para pedagang biasanya memperoleh penghasilan yang lebih pada bulan Puasa dibandingkan dengan hari-hari biasa. Dia juga mengimbau agar pedagang dan koperasi mengawasi bersama-sama proses pembangunan kios dan lapak di Pasar Majalaya.

Pinjaman modal

Selain bantuan untuk pembangunan kios, Pemkab Bandung juga telah menyiapkan bantuan berupa pinjaman modal bagi pedagang di pasar tersebut. "Kami telah menyiapkan dana sekitar Rp 3 miliar yang nantinya disalurkan melalui Bank Jabar Banten dan Bank Rakyat Indonesia," kata Kepala Diskoperindag Kab. Bandung Bambang Budiraharjo.

Dia menambahkan, setiap pedagang nantinya bisa mengajukan pinjaman modal sebesar Rp 2,5 juta. "Bunga yang diberikan sebesar 7 persen per tahun," ujar Budi.

Pengajuan pinjaman modal itu nantinya akan dilakukan berdasarkan rekomendasi Diskoperindag Kab. Bandung. "Jumlah pinjaman modal bisa saja lebih, tergantung pengajuan kelompok," tuturnya.

Dadang, salah seorang pedagang di Pasar Majalaya, mengaku lega dengan cairnya bantuan Pemkab Bandung untuk pembangunan kembali kios yang terbakar. "Begitu dana bantuan itu kami terima, pembangunan kembali kios dan lapak pedagang langsung kami kerjakan," ucapnya.

Pernyataan serupa dikemukakan Wawan. Pria yang berjualan sembako di Pasar Majalaya itu mengaku senang menerima bantuan dari Pemkab Bandung. "Mudah-mudahan pada saat bulan Ramadan nanti kami semua bisa berjualan kembali di dalam pasar," katanya. (CA-04)***

Selasa, 27 Juli 2010

Komisi A DPRD Kab. Bandung Sidak ke SPPBE

SOREANG, (PR).-
Maraknya kasus ledakan gas akhir-akhir ini, membuat Komisi A DPRD Kab. Bandung melakukan inspeksi mendadak ke beberapa stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE).

"Kami ingin mengetahui prosedur pengisian tabung gas sampai pengangkutan mengingat di wilayah Rancaekek dan Cileunyi saja sudah ada tiga kasus tabung gas yang meledak yang mengakibatkan seorang korban meninggal dunia," kata anggota Komisi A DPRD Kab. Bandung, Cecep Suhendar, saat menginspeksi SPPBE PT Puteramas Energi di Jln. Buah Dua, Kec. Rancaekek, Senin (26/7).

Cecep menambahkan, inspeksi juga dilakukan untuk mengetahui kelaikan tabung gas yang dipakai. "Kami berharap agar produsen ataupun konsumen selektif memilih tabung gas," tutur Cecep.

Untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa tabung gas yang meledak, perlu dibentuk tim mulai dari tingkat kecamatan sampai pusat untuk mengawasi kualitas tabung gas. Selain itu, tim pengawas terus menyosialisasikan cara penggunaan tabung gas yang benar. "Pemerintah harus menjamin korban akibat ledakan tabung gas, baik yang luka-luka maupun meninggal dunia," ucap Cecep.

Dia mengaku, tidak menutup kemungkinan ada perusahaan ilegal yang menyalurkan tabung gas tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Pengawasan pengisian di SPPBE cukup ketat, mulai dari penggantian sopir dan pengisian gas yang sesuai dengan takaran," ucapnya.

Untuk tabung gas yang dikeluarkan pada 2007–2008 walaupun belum memiliki logo SNI, masih bisa dipakai. Sementara tabung gas produksi tahun 2009, wajib memiliki logo SNI.

Kepala Operasional SPPBE PT Puteramas Energi Eko Sugeng Lestari mengatakan, kebocoran tabung gas bisa disebabkan oleh penanganan di lapangan. Kebocoran ini biasanya terjadi pada bodi tabung gas, pentil, drat, dan Valve. "Untuk mengetahuinya, pembeli bisa mencelupkan tabung gas ke dalam air," katanya. (CA-04)***

Teror Gas belum Berakhir

LEDAKAN gas 3 kilogram masih menjadi menu yang teratur disajikan saban hari. Bagaikan bom teroris, sambung-menyambung meletus setiap saat. Korban terus berjatuhan, entah meninggal dunia atau luka-luka bakar.

Tidak hanya nyawa yang melayang, tetapi juga harta benda. Rumah terbakar dan harta hangus. Yang tersisa isak tangis dan derita rakyat.

Yang menjadi korban ledakan gas adalah rakyat kelas bawah yang menjadi sasaran proyek konversi minyak tanah ke gas sejak 2007. Dalam tiga tahun terakhir sekitar 45 juta tabung gas sudah diedarkan. Namun dari jumlah itu, 9 juta tabung yang tidak memenuhi standar juga berbaur di tengah masyarakat.

Sebanyak tujuh instansi pemerintah terlibat proyek konversi gas dengan koordinasi di tangan Menko Kesra. Meski mengerahkan segerbong instansi, belum ada tanda-tanda ledakan gas bakal berakhir.

Soal ledakan gas itu sudah dibicarakan dari tingkat kabinet hingga rapat para menteri terkait. Tetapi masalah tidak juga tuntas. Yang ditunggu rakyat adalah keamanan dan kenyamanan menggunakan gas 3 kg. Tetapi justru jaminan itu yang tidak bisa diberikan pemerintah.

Rapat terus digelar, tetapi kesimpulannya tertata di meja sang menteri. Rakyat tetap gelisah dan bertanya, "Hari ini maut giliran siapa?"

Kita menangkap kesan pemerintah selalu tidak cekatan dan tidak cukup cerdas menangani masalah yang terkait dengan rakyat kecil, tetapi begitu gesit ketika masalah menyangkut elite dan kaum berduit.

Nyawa rakyat kecil di negeri ini seolah-olah amat murah. Puluhan orang telah tewas, puluhan lainnya menderita luka-luka bakar dan mengerang di rumah-rumah sakit. Masih kurangkah semua itu? Kurangkah seorang Rido Yanuar, bocah empat tahun asal Bojonegoro, Jawa Timur, yang kini berbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani operasi plastik karena wajahnya tersambar ledakan gas?

Pemerintah membutuhkan berapa korban lagi untuk bisa diyakinkan agar mengambil tindakan cepat?

Rupanya pemerintah lebih mementingkan penyelamatan dana subsidi minyak tanah daripada nyawa rakyat. Pemerintah mengejar target pengurangan subsidi hingga Rp40 triliun pada akhir 2010 ini.

Kita berpendapat sebenarnya tidak sulit pemerintah menarik tabung-tabung gas yang bocor kemudian menggantinya dengan yang baru. Pemerintah tidak sampai mengeluarkan dana Rp1 triliun untuk pengadaan tabung baru. Dana itu pun bisa diambil dari penghematan subsidi yang hingga Juni sudah mencapai Rp30 triliun. Mengapa untuk kepentingan rakyat kecil pemerintah begitu pelit?

Kita juga bertanya-tanya mengapa begitu banyak vendor yang terlibat dalam proyek konversi itu? Bayangkan saja 74 vendor tabung elpiji 3 kg, 32 vendor kompor, 15 vendor katup tabung, 13 vendor regulator, dan 15 vendor slang. Bagaimana pengawasannya di tingkat konsumen?

Bangsa ini memang gemar mengatasi masalah dengan membentuk tim. Tim elpiji 3 kg hanya rajin rapat tanpa hasil nyata. Padahal ledakan gas tidak diselesaikan dengan rapat berhari-hari, tetapi memerlukan keberanian pemimpin mengambil sikap tegas dalam tempo cepat.

Sumber : Editorial Media Indonesia : 27 Juli 2010

Pemerintah Didesak Buat Kios Darurat

MAJALAYA,(GM)-
Para pedagang Pasar Baru Majalaya yang kiosnya kebakaran, meminta Pemkab Bandung segera mencairkan dana bantuan untuk pembuatan kios darurat. Sebab bulan puasa tinggal sekitar dua minggu lagi. Mereka mengharapkan pembuatan kios darurat sudah selesai sebelum bulan puasa.

Hal itu diungkapkan pedagang Pasar Baru Majalaya kepada wartawan, usai pertemuan antara pihak pedagang dengan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung, Bambang Budi Rahardjo di Aula Kec. Majalaya, Kab. Bandung, Senin (26/7).

Acara tersebut difasilitasi Camat Majalaya, Yiyin Sodikin, juga dihadiri Kasi Pembangunan Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih), Agus Ismail, Kapolsek dan Danramil.

"Harapan kami, dana lebih cepat cair. Kami mengharapkan sebelum puasa sudah bisa berjualan. Terlebih waktunya sekarang tinggal sekitar dua minggu lagi," ungkap H. Idan, tokoh pedagang setempat yang juga koordinator pedagang.

Apalagi lanjut Idan, hingga kemarin, belum ada kesepakatan khususnya di antara pedagang, apakah pembuatan kios diserahkan kepada Pemkab Bandung atau dibangun pedagang. Begitu pun halnya dengan berapa besar bantuan yang akan diterima setiap pedagang.

Dalam dialog dengan Kadiskoperindag, memang muncul usulan pedagang agar pembangunan kios darurat dilakukan Pemkab Bandung. Alasannya, jika dibangun pedagang, selain biaya belum jelas, para pedagang juga mengaku tidak ahli dalam membuat kios. Apalagi kios tersebut harus dibuat seragam.

Bambang mengatakan, jika pembuatan kios dilakukan Pemkab akan memakan waktu lama, yaitu diperkirakan sekitar tiga bulan. Padahal Bupati Obar Sobarna telah menargetkan agar pembangunan kios selesai sebelum bulan puasa tiba.

Ditanya soal dana bantuan pembuatan kios, Bambang mengatakan, akan mengupayakan agar secepatnya bisa cair. Namun ia belum mengetahui berapa nilainya. Tapi kemungkinan hanya setengah dari kebutuhan dana yang ada. "Mungkin fifty-fifty," tandasnya sambil menambahkan, diperkirakan total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan kios Rp 2,5 miliar.

Sementara itu, Camat Majalaya, Yiyin Sodikin didampingi Kepala UPTD Pasar Baru Majalaya, Nanan Kusnadi mengatakan, untuk pembangunan kios darurat, pihaknya telah mempersiapkan para pedagang dengan membentuk 18 kelompok. (B.35)**

Sumber : Klik-Galamedia.com : 27 Juli 2010

Rusunawa untuk Buruh Industri

BALEENDAH,(GM)-
Dinas Perumahan, Tata Ruang, dan Kebersihan (Dispertasih) Kab. Bandung menyediakan 74 unit kamar tipe 27 di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Balegede di Kel./Kec. Baleendah untuk pekerja dan buruh industri. Rusanawa tersebut rencananya mulai digunakan September-Oktober 2009.

Kabid Pengembangan Perumahan Dispertasih Kab. Bandung, Budiharjo S.T., M.M. mengatakan, Rusunawa Balegede telah selesai dibangun akhir 2009. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 10 miliar, bantuan dari kantor Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).

"Dari 74 unit kamar ini terdiri atas empat lantai, setiap unit ada dua kamar. Rusunwa ini diperuntukkan bagi para pekerja atau buruh industri," kata Budi kepada "GM" saat melakukan kunjungan ke lokasi Rusunawa Balegede, Senin (26/7).

Dikatakan, meski dana pembangunan merupakan bantuan dari pemerintah pusat, namun Pemkab Bandung menyediakan sharing prasarana sarana utilitas (PSU) dari APBD 2010. Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan listrik, air bersih, parkir, pagar, dan taman.

"Untuk PSU pelaksanaannya bertahap. Tahun ini kita anggarkan khusus untuk air bersih dan listrik. Sementara sisanya akan kita ajukan di APBD 2011 untuk PSU, seperti pagar, parkir, dan taman," ungkapnya.

Mengenai kapan Rusanawa Balegede tersebut akan digunakan, Budi mengatakan, saat ini Dispertasih membuka pendaftaran dan proses seleksi calon penghuni. Para pekerja industri bisa menjadi penghuni Rusunawa Balegede asal memenuhi persyaratan dan lulus seleksi.

"Syaratnya pekerja industri dan dilihat juga pendapatannya. Kita mengutamakan yang masih lajang. Tapi tidak tertutup kemungkinan juga bisa menampung yang sudah berkeluarga. Karena per unit terdiri atas dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur. Jadi, cocok juga buat keluarga kecil," tuturnya. (B.84/agi.job)**

Sumber : Klik-Galamedia.com : 27 Juli 2010

Korban Gempa Kembali Ancam Boikot Pemilukada

BALEENDAH,(GM)-
Warga korban gempa yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Korban Gempa (SMKG) kembali mengancam akan memboikot Pemilukada Kab. Bandung apabila bantuan tahap II dari pemerintah tidak cair. Mereka menilai pemerintah hingga saat ini masih lamban dalam menangani korban gempa.

"Saya minta kepastiaan saja dari Pemkab Bandung mengenai bantuan tahap II, bila tidak turun juga tentu kita yakin untuk tetap memboikot," ungkap Koordinator SMKG, Umar Alam Nusantara saat ditemui "GM" di Baleendah, Kab. Bandung, Senin (26/7).

Dikatakan, ancaman pemboikotan tersebut merupakan bentuk peringatan kepada para calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung. Pasalnya sejak pemilukada lima tahun lalu segala permasalahan yang terjadi di masyarakat, khususnya penanganan korban gempa bumi dan banjir, hingga saat ini tak pernah selesai.

Disebutkan, pemboikotan Pemilukada Kab. Bandung itu, bisa melibatkan puluhan ribu orang. Hal itu bisa dihitung dari jumlah korban gempa bumi yang tergabung dengan SMKG yang mencapai 12.000 kepala keluarga (KK). Sementara yang menjadi korban gempa bumi di Kab. Bandung mencapai 51.102 KK.

Kampanye cabup/cawabup

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kab. Bandung kini telah memperbolehkan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) untuk berkampanye melalui atribut. Sedangkan kampanye terbuka baru dimulai 11-25 Agustus 2010.

Hal tersebut diungkapkan Ketua KPU Kab. Bandung, Osin Permana saat ditemui "GM" di daerah Cangkuang, Senin (26/7). "Silakan saja para calon pemilukada berkampanye dari sekarang dengan memasang atribut, sedangkan untuk kampanye terbuka belum kita perbolehkan," katanya.

Dikatakan, berdasarkan jadwal, kampanye terbuka akan berlangsung pada 11-25 Agustus. KPU akan menyusun dengan baik dan adil agar kegiatan kampanye delapan pasangan berjalan tertib. "Untuk kampanye kita menjadwalkan berlangsung pada siang hari, kalaupun ada yang malam hari hanya kunjungan konstituen saja," jelasnya.

Ia pun mengingatkan agar selama masa kampanye terbuka cabup/ cawabup menaati aturan, seperti tidak berkampanye di sarana ibadah. "Silakan para calon memanfaatkan kampanye ini seefektif mungkin dengan berbagai cara asal sesuai aturan ," tuturnya. (B.84/B.97)**

Sumber : Klik-Galamedia : Selasa, 27 Juli 2010

SMS Penculikan Resahkan Warga

CIWIDEY,(GM)-
Sejumlah warga di Kec. Ciwidey sejak sepekan lalu resah dan panik sehubungan adanya ancaman melalui short message service (SMS) yang menyebutkan 700 penculik siap menculik anak-anak di wilayah tersebut. Terlebih disebutkan, penculik tersebut hanya mengincar sebagian organ tubuh anak yang akan diculiknya.

SMS berbahasa Sunda tersebut berisi, "Kudu pabeja2 culik gs nepi ka cidatar jg sinangsari gs menang bdk 4 anu di cokotna ati, mata, ginjal, culikna ka2ra benang 1 anu diaburkena aya 700 jlma. culikna aya awe2 aya la2ki. kolot budak kirimken kasadayana anu gaduhen hp ieu serius ti pa lurah cidatar mangga sebarkn sms na".

Neneng (27), salah seorang warga setempat, mengaku tidak langsung mendapakan SMS itu. Namun dirinya tahu ada SMS tersebut dari pembicaraan warga. "SMS-nya diterima seminggu yang lalu, tapi saya tidak mendapatkan SMS tersebut. Warga tahu ada SMS ini selain karena di SMS warga lainnya, juga karena cerita dari mulut ke mulut," ujarnya, kemarin.

Diakuinya, tidak seluruh warga memercayai mengenai isu tersebut. "Memang sih, tidak semua percaya dengan SMS itu. Tapi tetap saja, kita harus waspada. Kalau saya sendiri, jujur, saya khawatir itu benar," tandasnya.

Disebutkan, keresahaan itu terutama dirasakan orangtua yang mempunyai anak kecil. "Ya wajarlah warga takut. Apalagi mengetahui kalau anaknya akan diculik dan diambil organ tubuhnya. Makanya para orangtua sekarang lebih memilih anaknya tinggal di rumah daripada disuruh main di luar," ujarnya.

Sehubungan dengan itu, Kapolsek Ciwidey, AKP Sulaeman membenarkan adanya sejumlah warga yang menerima SMS berisi tentang penculikan tersebut. Terlebih ada warga yang mengirimkan lagi SMS tersebut ke kerabat atau kenalannya.

"Benar ada SMS itu karena ada anggota juga yang menerima SMS tersebut dari warga. Tapi SMS ini hanya isu dan bertujuan agar warga resah saja. Apalagi dalam SMS itu disebutkan dari Lurah Cidatar, padahal di daerah Ciwidey tidak ada Kelurahan Cidatar. Jadi, masyarakat tidak perlu terlalu menanggapi SMS tersebut," jelasnya sambil menambahkan, dirinya juga tidak tahu siapa orang yang pertama kali menyebarkan SMS tersebut.

Menurutnya, agar masyarakat tidak resah, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan muspika lainnya. (B.97)**

Sumber : Klik-Galamedia

Jumat, 23 Juli 2010

PESERTA GAKINDA TURUN DRASTIS

SOREANG, (PR).-
Komisi D DPRD Kab. Bandung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah-rumah sakit (RS) mitra program Keluarga Miskin Daerah (Gakinda). Dari sidak diketahui terjadi penurunan jumlah peserta Gakinda dari 600.000 orang menjadi hanya 350.000 orang.

"Penurunan drastis jumlah peserta Gakinda tersebut akan berdampak luas. Apalagi, pada 2009 banyak terjadi bencana seperti gempa bumi, longsor, dan banjir sehingga jumlah warga miskin bertambah," kata Ketua Komisi D DPRD Kab. Bandung, H. Arifin Sobari, didampingi Sekretaris Komisi D Ati Wiati, Kamis (21/7).

Menurut dia, dari 950.000 warga miskin di Kab. Bandung, 300.000 orang sudah masuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Sementara 650.000 orang lainnya, tahun lalu masuk ke Gakinda. Namun, pada 2010 ini, yang masuk Gakinda hanya 350.000 orang," katanya.

Komisi D meminta dinas terkait agar masih memberlakukan kartu kepesertaan Gakinda tahun 2009. "Kami sepakat Pemkab Bandung memverifikasi kembali penerima Gakinda, sehingga program itu benar-benar diterima warga miskin yang berhak," katanya.

Mengenai kekurangan alokasi anggaran, apabila jumlah Gakinda bertambah lagi menjadi 650.000 orang, Arifin mengatakan, DPRD Kab. Bandung siap mengalokasikan anggaran pada APBD Perubahan.

Apabila penurunan jumlah Gakinda tidak diantisipasi, menurut Arifin, bisa terjadi keresahan di masyarakat. "Dari sidak juga diketahui, sebagian warga Kab. Bandung yang memakai kartu Gakinda lama ditolak pihak RS karena harus memakai kartu baru," katanya.

Hasil pendataan

Sementara itu, Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kab. Bandung, H. Edi Siswandi, ketika ditemui belum lama ini mengatakan, jumlah keluarga miskin peserta Gakinda hanya berkurang 18.003 orang. "Jumlah Gakinda tahun ini sebanyak 346.517 orang merupakan hasil pendataan keluarga selama 2009," katanya.

Ada empat belas kriteria sehingga suatu keluarga dimasukkan dalam kelompok miskin yang berhak mendapatkan Jamkesmas ataupun Gakinda. Kriteria itu antara lain ukuran rumah, lantai rumah masih berupa tanah, dan makan hanya dua kali sehari. "Jumlah penerima Gakinda 346.517 orang sudah kami verifikasi di lapangan, bekerja sama dengan ketua RW dan RT," ucapnya.

Selama ini kartu Gakinda kerap disalahgunakan sehingga harus ditertibkan. "Dengan adanya basis data (database) penerima Gakinda di puskesmas dan rumah sakit, penggunaan kartu Gakinda akan terkontrol," ujarnya. (A-71)***

Kamis, 22 Juli 2010

Puluhan Bangunan Akan Digusur

SOREANG, (PR).-
Sedikitnya dua puluh bangunan liar semipermanen di Kampung Parunghalang, Kel. Andir, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, terancam digusur. Pembongkaran bangunan tersebut dilakukan agar pengerukan Sungai Citarum yang melewati kawasan tersebut bisa dilakukan.

Camat Baleendah Usman Sayogi J.B. mengatakan, pengerjaan pengerukan Sungai Citarum oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dimulai dari bawah jembatan Citarum yang merupakan kawasan bottle neck. Pengerukan akan dilakukan melewati Kampung Cieunteung, Kel./Kec. Baleendah hingga ke Kampung Parunghalang, yang berbatasan dengan Kec. Dayeuhkolot. "Untuk daerah Baleendah, panjang aliran sungai yang dikeruk mencapai sekitar tiga kilometer," ucap Usman kepada "PR", Rabu (21/7).

Menurut Usman, kegiatan pembongkaran bangunan untuk keperluan pengerukan aliran Sungai Citarum itu, akan secepatnya disosialisasikan kepada warga melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kel. Andir.

Dia berharap, warga bisa kooperatif karena tujuan pengerukan adalah untuk meminimalkan dampak banjir. "Kami sangat mengharapkan agar warga mengerti dan membantu kami, karena manfaat dari kegiatan ini akan dirasakan langsung oleh masyarakat," kata Usman.

Usman mengatakan, sebagian besar bangunan semipermanen yang ada di Kampung Parunghalang, sekarang ini digunakan sebagai gudang barang rongsokan dan tempat persinggahan. "Kami berharap agar kegiatan penertiban bangunan-bangunan itu bisa berjalan lancar," ucapnya.

Untuk keperluan pengerukan sungai yang dimulai pekan lalu, lima bangunan semipermanen yang dibangun di sempadan Sungai Citarum di Kampung Cieunteung, Kel./Kec. Baleendah, sudah ditertibkan, Jumat (17/7). "Kegiatan penertiban bangunan liar di Cieunteung, berjalan lancar. Kami tidak menghadapi kesulitan karena bangunan yang ditertibkan berupa gudang barang-barang rongsokan atau tempat singgah," ucap Usman.

Di Kampung Cieunteung, pengerukan aliran Sungai Citarum juga diikuti oleh peninggian tanggul dan pembuatan badan jalan untuk mobilisasi alat berat. "Nantinya, mobilisasi eskavator tidak akan melewati jalan warga, tetapi lewat badan jalan yang sengaja dibuat agar tidak mengganggu masyarakat," ujarnya.

Terus berjalan

Usman mengatakan, salah satu kendala dalam pelaksanaan projek pengerukan Sungai Citarum adalah faktor cuaca yang sulit diprediksi. Sekarang ini, menurut Usman, masih ada hujan deras, sehingga kerap mengganggu aktivitas pengerukan. "Meski begitu, kegiatan pengerukan terus berjalan, karena kalau pekerjaan dihentikan dengan alasan curah hujan, pengerukan sungai tidak akan selesai ketika musim hujan datang lagi," katanya.

Menurut Usman, pihaknya berharap agar pengerukan bisa diselesaikan sebelum musim hujan, sehingga peristiwa banjir akibat meluapnya Sungai Citarum bisa diminimalkan. "Aliran sungai setelah dikeruk akan kembali lancar, sehingga dampak banjir di wilayah kami tidak seperti yang terjadi akhir-akhir ini," ucapnya. (A-175)***

Pasar Majalaya Mulai Pulih

SOREANG, (PR).-
Aktivitas jual beli pascakebakaran Pasar Majalaya mulai berangsur pulih. Sejak Rabu (21/7), para pedagang membangun lapak darurat di depan jalan pasar. Meski belum pulih sepenuhnya, para pedagang mengaku cukup lega karena dapat kembali berjualan di pasar tersebut.

Ati (38) pedagang sayuran mengatakan, walaupun pedagang masih menggunakan lapak seadanya, pembeli mulai ramai mengunjungi pasar tersebut.

Ati dibantu anaknya menjaga lapak dagangannya, sementara suaminya Agus (44) masih membersihkan sisa-sisa kiosnya yang hangus terbakar. "Mudah-mudahan dalam tiga hari ke depan pedagang bisa kembali membangun kios di dalam," katanya.

Dia menambahkan, masing-masing pedagang membangun lapak sederhana berukuran 1x1,5 m2, sesuai dengan kesepakatan dengan Muspika dan pedagang sebelumnya.

Sama halnya dengan Ati, Dedeh (46) pedagang daging ayam menuturkan, ada puluhan pedagang yang mulai kembali berjualan. Mereka pada umumnya kembali berjualan sejak Selasa (20/7).

Dedeh berharap agar Pemerintah Kabupaten Bandung dapat segera kembali membangun Pasar Majalaya, mengingat bulan Puasa semakin dekat.

Berbeda dengan Dedeh, Cecep (45) mengaku belum bisa berjualan karena masih menunggu kiriman barang dari distributor. Dia menambahkan, kerugian yang dideritanya akibat kejadian ini mencapai Rp. 300 juta.

Selain lima kios miliknya hangus terbakar, beberapa karyawannya pun untuk sementara dirumahkan sambil menunggu pembangunan kembali kios dan lapak di Pasar Majalaya.

Pembersihan sisa-sisa kebakaran Pasar Majalaya masih terus dilakukan oleh pedagang dan masyarakat sekitar.

Seperti diberitakan "PR" sebelumnya, Pemkab Bandung telah sepakat untuk memberikan tenggat waktu selama tiga hari bagi pedagang untuk membersihkan sisa-sisa kebakaran.

Selama waktu pembersihan itu, pemkab menyediakan lima unit truk untuk membantu para pedagang membuang sampah.

Cahyana (40), salah seorang pedagang yang kiosnya terbakar mengatakan, pedagang akan membangun kembali kiosnya setelah sisa kebakaran dibersihkan.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan setelah perwakilan pedagang bermusyawarah dengan camat dan pengelola pasar. "Kami semua mendukung rencana bupati yang akan segera memperbaiki pasar. Akan tetapi, untuk pembangunannya biarkan pedagang sendiri yang membangun, jangan diserahkan kepada pengembang," katanya.

Cahyana mengungkapkan, keinginan pedagang untuk membangun sendiri kios dan lapaknya didasarkan pada pengalaman kebakaran pasar yang terjadi pada 1995. Saat itu pedagang membangun sendiri kiosnya.

"Nantinya tinggi bangunan akan ditambah satu meter dan atapnya menggunakan asbes," katanya. (CA-04) ***

Senin, 05 Juli 2010

Pesawat "Trike" Jatuh di Gunung Wayang

Bandung (ANTARA) - Sebuah pesawat "microflight trike" dengan dua awaknya, Noto dan Panji dikabarkan jatuh dan hilang di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, Minggu.

Pesawat trike bernomor 135 yang dalam perjalanan dari Lapangan Terbang Nusawiru Pangandaran ke Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung itu hilang kontak di kawasan gunung yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut itu.

Sejumlah petugas SAR dari TNI AU dan AD dikerahkan untuk melakukan pencarian pesawat yang diperkirakan jatuh pukul 14.00 WIB itu.

Kapolsek Pangalengan, AKP Dadang membenarkan adanya laporan pesawat trike yang hilang di kawasan Gunung Wayang atau kawasan Gunung Swantosa itu.

"Saya dapat laporan memang demikian, ada pesawat yang hilang kontak. Dikuatkan keterangan warga yang melihat pesawat sejenis meraung-raung di kawasan itu," kata Dadang.

Namun hingga Senin dinihari, belum dilaporkan adanya titik terang lokasi jatuhnya pesawat kecil itu serta nasib kedua awaknya itu.

Sementara itu satu pesawat lagi yang juga diawaki oleh dua orang telah mendarat di Lapangan Udara Sulaiman Kabupaten Bandung.

"Proses pencarian akan dilakukan Senin," kata Kapolsek Pangalengan itu.

Pesawat trike merupakan pesawat kecil dengan rangka seperti pesawat gantole. Pesawat tersebut biasa dipakai untuk kegiatan olah raga kedirgantaraan yang digelar Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI).

Minggu, 04 Juli 2010

Kembang Api Meledak di Pembukaan Porda Jabar

Bandung, CyberNews. Sebuah kembang api meledak saat pembukaan Porda Jabar XI/2010 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang. Kabupaten Bandung, Minggu (4/7). Peristiwa yang dikira sebagai bagian dari acara itu melukai dua orang dan satu bocah perempuan.

Kejadian itu terjadi tepat pukul 22.00 WIB, saat Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meresmikan pembukaan Porda dengan memijit sirine untuk menyalakan puluhan kembang api. Ratusan orang yang hadir di stadion bertepuk tangan dan bersorak setiap kembang api dinyalakan dan mewarnai langit sekitar stadion.

Lima menit berselang, terdengar bunyi ledakan yang sangat keras 'duaaarrr...'. Namun, hal itu membuat tepuk tangan penonton makin riuh dan keras karena mereka mengira, ledakan itu merupakan bagian dari atraksi pembukaan.

Namun setelah pesta kembang api selesai, ribuan tamu undangan sontak kaget saat melihat lubang berdiameter 5 meter di tribun timur atas.

Diketahui, satu kembang api ternyata meledak dan melukai dua orang yang bertugas menyalakan kembang api itu dan mereka langsung dibawa ke RSUD Soreang. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui kondisi terkini maupun identitas kedua korban itu.

Selain mereka, satu bocah perempuan berusia empat tahun yakni, Tika Feriska yang berada di luar stadion terkena pecahan batu dari tembok. Meski tidak mengalami luka yang serius, ia mengalami syok.

Belum ada keterangan resmi Baik dari panitia maupun polisi. Meski ada insiden, acara pembukaan Porda terus dilanjutkan. Gubernur dan Menpora Andi Mallarangeng masih duduk di tempatnya.

1.504 Polisi Amankan Porda Jabar XI/2010

Bandung - Sebanyak 1.504 polisi disiapkan mengamankan jalannya pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar ke XI dan Pekan Olahraga Cacat Daerah (Porcada) Jabar ke III. Kegiatan Porda Jabar XI/2010 digelar di empat daerah yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB), mulai 4 hingga 13 Juli 2010.

Pembukaan Porda Jabar XI/2010 berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (4/7/2010) malam. Rencananya akan hadir Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta sejumlah pejabat lainnya.

"Dalam pelaksanaan Porda dan Porcada ini, pihak kepolisian menyiapkan 1.504 personil yang terdiri dari beberapa unsur pengamanan," ujar Kapolres Bandung AKBP Hendro Pandowo kepada detikbandung, Minggu (4/7/2010).

Sejumlah personel yang dilibatkan antara lain Polres Bandung 738 personil, Brimob Polda Jabar 105 personel, Kodim 0609 sebanyak 55 personel, Satpol PP 50 personel, Linmas 180 personel, petugas Damkar 10 personel, serta tim kesehatan 116 personel.

Sebanyak 6.054 atlet dari 26 kabupaten/kota di Jabar siap bertarung pada ajang Porda Jabar XI/2010. Pembukaan nanti tidak dilanjutkan dengan pertandingan cabang olahraga (cabor). Sebab, beberapa cabor sudah dipertandingkan sebelum Porda resmi dibuka.
(bbn/bbn)

Minggu Malam Ini Porda Jabar 2010 Dibuka

BANDUNG, TRIBUN - Pas Band dan grup band Matta akan memeriahkan acara pembukaan Pekan Olah raga Daerah (Porda) Jabar ke XI, Minggu (4/7) malam. Pembukaan akan berlansung meriah dan melibatkan 700 orang pendukung acara. Acara tersebut akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat.

Produser Pelaksana Pembukaan Porda Jabar XI, Panji A mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa agenda acara untuk pembukaan Porda.

"Salah satunya adalah penampilan artis terkenal seperti Pas Band, Matta dan Shania. Mereka akan menghibur warga yang menonton acara pembukaan," katanya.

Ia menambahkan, artis-artis tersebut akan tampil di panggung yang dibuat di Tribun Timur Stadion Si Jalak Harupat. Para artis akan unjuk kebolehan mulai pukul 13.00 hingga pukul 18.00. Acara ini akan dipandu oleh Denny P-Project dan Riska KDI.


Sebelumnya, di pagi hari akan dilakukan pengambilan api Porda dari Kawah Kamojang, Kabupaten Ibun. Api akan dibawa ke Stadion Si Jalak Harupat.

Acara pembukaan rencananya digelar mulai pukul 19.00 hingga pukul 22.00. Dalam pembukaan selain defile peserta juga akan ditampilkan helaran serta tarian dan rampak pencak silat. Helaran dan tarian rampak pencak silat ini akan melibatkan sekitar 500 siswa dari beberapa sekolah dasar di Kabupaten Bandung.

"Jadi total pendukung acara di pembukaan sekitar 700 orang. Pembukaan dipastikan berlangsung meriah," janji Panji.(tis)

Artis Ibu Kota Meriahkan Pembukaan Porda XI

SOREANG,(GM)-
Sehari menjelang pembukaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XI Jawa Barat, Bupati Bandung, H. Obar Sobarna, S.I.P. menggelar acara Welcome Party di lapangan tenis kompleks Pemkab Bandung, Sabtu (3/7). Hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus KONI Jawa Barat dan ketua Konida se-Jabar.

Dalam sambutannya, Obar mengucapkan selamat bertanding kepada seluruh kontingen yang akan mengikuti Porda XI Jabar. "Selamat datang dan selamat bertanding. Meski harus beradu, tapi sportivitas dan fair play harus tetap dijaga," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panpel Porda Kab. Bandung, H. Hilman Sukiman mengatakan, sebelum acara pembukaan, terlebih dulu akan dilaksanakan pengambilan api Porda di sumber api Kamojang, Kec. Ibun, Kab. Bandung pukul 06.00 WIB. "Api tersebut akan diarak sampai ke Stadion Si Jalak Harupat dengan melibatkan 1.500 orang," ungkap Hilman.

Pembawa obor adalah dua mantan atlet nasional asal Kab. Bandung, Maman Suryaman dan Cristine Timisela. Keduanya dipilih karena prestasi mengharumkan nama Kab. Bandung dan nasional hingga internasional.

Dijelaskan Hilman, di Stadion Si Jalak Harupat akan digelar acara hiburan sejak pukul 14.00 WIB. Artis-artis dan band-band ibu kota rencananya akan mengisi acara hiburan tersebut.

"Nanti penonton akan dihibur Sania, Pas Band, dan Mata Band," katanya.

Di tempat yang sama, Brand Ambassador Porda Kab. Bandung, Shandy Harun menyatakan, acara pembukaan akan mengambil tema "Parahyanganku" yang akan menyuguhkan acara seni dan budaya Kab. Bandung. Acara pembukaan yang akan dimulai pukul 19.00 WIB ini akan melibatkan 1.000 orang.

"Di akhir acara pembukaan, akan diisi dengan penyulutan kembang api yang dipastikan akan memeriahkan suasana," ungkap Sandy. (B.111)**

Sabtu, 03 Juli 2010

Pengamanan Porda Jabar XI

Pengamanan Porda

KEPALA Polisi Resort Bandung Ajun Komisaris Besar Hendro Pandowo (depan, tengah) bersama Bupati Bandung Obar Sobarna (kedua kiri) dan Ketua KONI Kabupaten Bandung Hilman Sukiman (belakang) memeriksa pasukan saat Gelar Pasukan dalam rangka Kesiapan Pengamanan Porda XI dan Porcada III Jabar 2010 di Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jumat (2/7).* USEP USMAN NASRULLOH/"PR"

PDAM Belum Akan Menaikkan Tarif Air

SOREANG, (PR).-

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kab. Bandung tidak akan menaikkan tarif air berkaitan dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Juli lalu. Pengeluaran listrik relatif kecil yakni Rp 150 juta per bulan karena penyaluran air sebagian besar memakai gaya gravitasi.

"Apalagi, tahun 2009 kami sudah menaikkan tarif air sehingga kasihan pelanggan kalau hanya akibat TDL, lalu tarif disesuaikan lagi," kata Kepala Humas dan Hukum PDAM Tirta Raharja, Dadang Supriyadi, Jumat (2/7).

Penyaluran air, kata Dadang, sebagian besar menggunakan gaya gravitasi sehingga tidak membutuhkan energi listrik. "Pengolahan air PDAM berada di daerah atas, sedangkan rumah-rumah pelanggan di daerah yang lebih rendah," katanya.

Mengenai perluasan cakupan pelayanan, Dadang mengatakan, PDAM mendapatkan suntikan dana Rp 10 miliar dari APBD Kab. Bandung dan Rp 47 miliar dari APBN sampai tahun 2013. Dengan suntikan modal membuat PDAM Kab. Bandung meningkatkan cakupan pelayanan sampai 14.000 pelanggan.

"Cakupan pelayanan PDAM Tirta Raharja untuk wilayah Kab. Bandung sudah mencapai Bojongsoang perbatasan Kota Bandung. Bisa saja sambungan pipa sampai Jln. Buah Batu Kota Bandung," katanya.

Menurut Dadang, pada APBD 2007 Kab. Bandung PDAM Tirta Raharja mendapatkan penyertaan modal dua puluh miliar untuk pembangunan pengolahan air di Sukamaju, Kec. Cimaung. "Dana itu juga untuk pemipaan sehingga menambah pelanggan baru tujuh ribu orang di Banjaran, Soreang, dan Katapang," katanya.

Sementara itu pada APBD Kab. Bandung tahun 2010 memperoleh penyertaan modal Rp 10 miliar untuk perluasan jaringan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Soreang. "PDAM juga mendapatkan suntikan dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN yang sampai tahun 2013 mencapai Rp 47 miliar.

"Dengan adanya bantuan dana, pada tahun 2013 cakupan pelayanan PDAM bisa untuk 14.000 pelanggan. Namun, pelayanan belum mencapai wilayah Margahayu karena kapasitas air yang tersisa hanya dua ratus liter/detik," katanya. (A-71)***

Enam Sumur Pantek Dibangun

SOREANG, (PR).-

Untuk mengantisipasi gagal panen akibat kekeringan tahun ini, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab. Bandung akan menambah enam sumur pantek. Selain itu, petani juga diimbau untuk menanam jenis tanaman yang memerlukan sedikit air, seperti tanaman palawija.

Kepala Distanbunhut Kab. Bandung A. Tisna Umaran ketika ditemui di sela-sela pengemposan hama tikus di Desa Bojongsari, Kec. Bojongsoang beberapa waktu lalu mengatakan, pengerjaan sumur pantek ditargetkan akan diselesaikan akhir Juli 2010.

"Idealnya, satu sumur pantek bisa mengairi dua puluh hektare sawah tadah hujan yang kekurangan air. Kalau tahun lalu ada sekitar 700 hektare sawah yang puso karena kekeringan, seharusnya terdapat sedikitnya 35 sumur pantek," kata Tisna.

Saat ini di Kab. Bandung, baru terdapat 6 sumur pantek dan 14 unit pompa bagi sawah tadah hujan. Kec. Bojongsoang, Solokanjeruk, Jelekong, Baleendah, Rancaekek, dan Kec. Cikancung. Sementara itu, penambahan sumur pantek tahun ini akan dilakukan di Kec. Arjasari, Ciparay, Baleendah, Pameungpeuk, dan Bojongsoang.

"Pembangunan sumur pantek diprioritaskan bagi sawah tadah hujan yang benar-benar tidak bisa memanfaatkan sumber air lain, sedangkan daerah lain yang diprediksi terancam kekeringan akan diberikan pompa 2 inci, 3 inci, dan 4 inci," ucapnya.

Dia mengatakan, dana pengadaan sumur dan pompa tersebut berasal dari bantuan pusat dan APBD Kab. Bandung sebesar Rp 582 juta.

Kepala UPTD Alat, Mesin, dan Proteksi Tanaman Distanbunhut Kab. Bandung Abdul Latif mengatakan, pilihan tanaman palawija sebagai tanaman pengganti di musim kemarau dinilai lebih menguntungkan. Selain tidak memerlukan pengairan dalam jumlah banyak, tanaman palawija juga memiliki nilai ekonomis tinggi. (A-175)***

Kecamatan Harus Bentuk Pos Layanan Teknologi

SOREANG, (PR).-

Setiap kecamatan di Kab. Bandung harus membentuk pos pelayanan teknologi desa. Fungsinya adalah untuk mengadopsi teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan potensi ekonomi desa sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Demikian dikatakan oleh Kabid Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kab. Bandung Ningning Hendasah kepada "PR", beberapa waktu lalu.

"Teknologi tepat guna ini bisa di segala bidang, seperti mekanis, pertanian, perdagangan, dan teknologi lain yang bisa menunjang manfaat dan efisiensi kerja," ucap Ningning.

Program ini rencananya akan dicanangkan mulai Juli 2010 di Kab. Bandung. "Hingga saat ini, kami belum menjalankan program semacam ini. Padahal, manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," ujarnya.

Tahun lalu, pencetusan program ini baru dilakukan sebatas sosialisasi dan pembentukan ide untuk masing-masing kecamatan. Hal tersebut disebabkan kebutuhan teknologi di setiap daerah berbeda, tergantung dari potensi dan target yang ingin dicapai.

Akan tetapi, dana yang disediakan dari APBD Kab. Bandung tahun ini untuk penyelenggaraan program ini baru sebesar Rp 30 juta. "Pencanangan tahun ini akan diikuti oleh pembentukan organisasi. Karena untuk menjalani program ini, perlu ada struktur yang jelas," kata Ningning. (A-175)***

Potong Gaji untuk Kaus Porda? Disdikbud Menyatakan Sebagai Imbauan Saja

SOREANG, (PR).-

Para guru dan kepala sekolah di Kab. Bandung mengeluhkan pemotongan gaji ketiga belas dengan alasan pembelian kaus untuk memeriahkan pekan olah raga daerah (Porda). Kaus tersebut dihargai Rp 35.000 sampai Rp 60.000 yang akan dipakai saat pembukaan Porda ataupun pemberian dukungan kepada Tim Porda Kab. Bandung.

"Kami keberatan dengan adanya potongan gaji yang katanya untuk pembelian kaus Porda. Padahal, para guru juga membutuhkan biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan memakai gaji ketiga belas," kata seorang guru di SDN Kec. Katapang yang tidak mau disebut namanya, Jumat (2/7).

Namun, pemotongan gaji ketiga belas hanya berlaku bagi para guru karena karyawan Pemkab Bandung mengaku menerima gaji ketiga belas secara utuh. "Saya sudah menerima gaji ketiga belas beserta struknya ternyata tidak ada pemotongan apa pun termasuk pembelian kaus Porda. Mungkin pembelian kaus Porda hanya untuk para guru," kata seorang staf Humas Pemkab Bandung, Cecep.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kab. Bandung, Drs. H. Juhana, M.M.Pd. mengatakan, mengakui adanya anjuran pembelian kaus Porda kepada para guru dan kepala sekolah. "Namun sebatas imbauan dan tidak ada paksaan, apalagi harus memotong gaji ketiga belas yang merupakan hak sepenuhnya bagi PNS. Kaus tersebut dibuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kab. Bandung dengan harga sekitar Rp 35.000 sampai Rp 60.000," ucapnya ketika dihubungi melalui telefon selulernya.

Juhana menambahkan, kaus tersebut akan dipakai para guru dan kepala sekolah saat pembukaan Porda Jabar di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (4/7). "Kalau memakai kaus Porda akan terlihat meriah sebab seragam. Namun, pembelian itu sebatas imbauan tidak ada keharusan membeli. Kalau ada guru atau kepala sekolah yang tidak punya uang, ya jangan membeli kaus Porda," katanya.

Ketua Komisi D DPRD Kab. Bandung, H. Arifin Sobari mengatakan, pembelian kaus Porda untuk guru dan kepala sekolah menyalahi aturan, apalagi harus memotong dari gaji ketiga belas. "Jumlah guru PNS termasuk kepala sekolah sekitar 16.000 orang dari seluruh PNS Kab. Bandung yang berjumlah 22.000 orang. Mengapa guru dan kepala sekolah yang harus dipotong gaji ketiga belasnya, tetapi karyawan lain tidak? Apakah karena guru termasuk kalangan yang tidak banyak protes?" katanya.

Menurut Arifin, kalaupun Pemkab Bandung menginginkan adanya PNS yang memakai kaus Porda bisa dengan cara menyediakan kios khusus di sekitar Stadion Si Jalak Harupat maupun tempat-tempat pertandingan lainnya. "Silakan PNS, termasuk guru dan kepala sekolah, membeli kaus tersebut sehingga merasa ikhlas bukan atas dasar paksaan," ucapnya. (A-71)***