BANDUNG, (PR).- Sementara di jalur selatan, antrean hingga delapan kilometer terjadi menjelang pintu masuk tol Padalarang Barat. Namun, di Nagreg, volume kendaraan yang meningkat belum menyebabkan kemacetan. Berakhirnya masa cuti bersama bagi pegawai negeri sipil (PNS) pada Selasa (14/9) ini, menjadi penyebab lonjakan volume kendaraan. Di jalur utama pantura dari arah timur menuju Cirebon, sejak Senin pagi volume kendaraan roda dua terus melonjak, sementara kendaraan roda empat dari arah yang sama memadati ruas tol Kanci-Pejagan dan Palimanan-Kanci. Bahkan, di sebelah timur gerbang tol Plumbon, Kab. Cirebon, acap kali terjadi antrean hingga tiga kilometer. "Puncak arus mudik kemungkinan terjadi pada siang sampai dengan malam hari," kata Kasatlantas Kepolisian Resort Cirebon, Ajun Komisaris Dian Setyawan saat memantau arus balik, Senin sore. Di jalur tengah, ruas jalan raya antara Rajapolah dan Kadipaten Kab. Tasikmalaya kemacetan terjadi hingga lima belas kilometer. Jalan raya disesaki mobil pribadi dan kendaraan roda dua. Tanjakan Gentong menjadi simpul kemacetan, membuat kendaraan hanya bisa merayap pelan. Menurut Kapolsekta Kadipaten Ajun Komisaris Syamsudaya, selain karena banyaknya titik persimpangan kendaraan, antrean panjang juga diakibatkan banyaknya kendaraan yang mogok di tanjakan Gentong. "Lebih dari lima belas unit kendaraan mengalami mogok karena kehabisan pelat kopling," katanya. Di pintu tol Padalarang Barat terpantau kemacetan panjang dari arah pintu tol Cileunyi dan Pasteur menuju arah Jakarta. Antrean kendaraan menuju pintu tol Padalarang Barat dari arah Cileunyi pada pukul 21.00 WIB sampai pada kilometer 128, atau mencapai 8 kilometer, sedangkan dari arah pintu tol Pasteur terjadi antrean sampai kilometer 126, atau sepanjang 6 kilometer. Pada umumnya kendaraan yang mengantre menuju pintu tol Padalarang Barat adalah kendaraan para pemudik yang hendak kembali Jakarta. Petugas pintu tol Padalarang Barat, Toni Ramdani mengatakan, volume kendaraan mulai bertambah padat sehingga menimbulkan antrean pada pukul 16.00 WIB, dan diperkirakan baru akan kembali normal pada pukul 24.00 WIB. Untuk mengatasi antrean ini, pintu tol Padalarang Barat membuka sebelas gardu pelayanan, lebih banyak dari hari biasa yang hanya dibuka tujuh gardu. "Puncak volume kendaraan telah terjadi Minggu (12/9), karena antrean terus berlangsung sejak siang hingga pukul 2.00 WIB dengan volume kendaraan mencapai 43.500 unit. Meskipun jumlah kendaraan masih banyak, untuk hari ini diperkirakan tidak sepadat Minggu," kata Toni. Dia menambahkan, pada pukul 6.00-13.30 WIB kemarin, kendaraan yang menuju Jakarta mencapai 16.934, sedangkan hari sebelumnya (Minggu) mencapai 19.000 kendaraan. Di Nagreg, peningkatan volume kendaraan juga terjadi sejak sore. Mulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB, tercatat sebanyak 5.410 kendaraan menuju timur dari barat. Padahal sebelumnya, jumlah kendaraan yang melintas hanya berkisar 3.000 kendaraan per tiga puluh menit. Alhasil pada pukul 14.30 WIB hingga 15.30 WIB terjadi kemacetan hingga lebih dari satu kilometer pada lajur jalan menuju Bandung (barat), mulai dari Kampung Pamuncatan (pintu rel kereta api) hingga depan Pos Pam Gapuraning Rasa. Selain karena meningkatnya volume kendaraan, kemacetan disebabkan banyaknya kendaraan yang mampir di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rumah makan, dan posko mudik. Jika Nagreg mulai padat kendaraan sejak sore, peningkatan arus balik di pintu gerbang tol Cileunyi sudah terjadi sejak pagi. Sejak pukul 6.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB, tercatat sebanyak 17.259 kendaraan mengambil tiket tol menuju arah barat (Bandung dan Jakarta). "Peningkatan jumlah kendaraan sudah terjadi sejak sekitar pukul 12.00 WIB. Jumlahnya akan terus bertambah setiap jamnya," kata Kepala Gerbang Tol Cileunyi, Dede Purnama Maulid. Cuti PNS habis Lonjakan volume kendaraan pada H+3 diperkirakan terjadi karena pekerja kantoran, terutama PNS, sudah mulai bekerja pada Selasa ini. "Saya berusaha bisa pulang pada hari ini (kemarin-red.), karena besok harus bekerja," kata Sulaeman, pemudik asal Pekalongan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta Utara saat ditemui di sela-sela istirahatnya di Cirebon. Meskipun demikian, masih berlangsungnya masa libur panjang bagi pegawai swasta, karyawan pabrik, dan pelajar-mahasiswa, sampai Minggu (19/9 nanti), turut berperan mengurangi potensi kemacetan parah pada puncak arus mudik tahun ini. Hal inilah yang terjadi di Nagreg. "Dengan jadwal libur yang berbeda itu, maka arus balik akan terbagi," kata Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Hendro Pandowo. Perbedaan jadwal libur ini yang membuat pola kepadatan arus balik tahun ini berbeda dari tahun lalu. Pada 2009 lalu, di Nagreg, puncak arus balik dari timur menuju barat terjadi pada H+3 yaitu sebanyak 85.550 kendaraan. Namun pada H+3, Senin (13/9), Hendro memperkirakan jumlah kendaraan dari timur ke barat sekitar 70.000. Di Nagreg, jumlah kecelakaan lalu lintas saat arus mudik dan balik tahun ini dilaporkan menurun hingga dua ratus persen. Sejak Jumat (3/9) hingga Senin (13/9), tercatat terjadi 42 kecelakaan lalu lintas. Semua terjadi pada pemudik dengan kendaraan roda dua. Dari jumlah tersebut, 37 kasus ditangani di Puskesmas Nagreg, 4 di RS Cicalengka, dan satu di RS Majalaya karena mengalami luka serius. Koordinasi dan kesiapan para petugas sangat membantu untuk melancarkan penanganan dan mengurangi jumlah kecelakaan. "Dibukanya jalur Lingkar Nagreg juga menjadi faktor menurunnya angka kecelakaan," kata Kepala Puskesmas Nagreg Iwan Rahmawan. (A-14/A-146/A-168/A-165/A-195)***
Kemacetan lalu lintas arus balik terjadi di semua jalur pada Senin (13/9) yang memang diperkirakan sebagai puncak arus balik. Di jalur pantai utara (pantura), baik di jalan raya maupun di ruas tol, terjadi kemacetan sepanjang tiga kilometer terjadi. Di jalur tengah antara Kadipaten dan Rajapolah, Kab. Tasikmalaya, kemacetan lebih parah lagi yaitu memanjang hingga lima belas kilometer.
0 komentar:
Posting Komentar