SOREANG, (PRLM).- Setelah sempat surut sekitar 40 sentimeter pada Minggu (12/9) siang, banjir yang menyergap kawasan Kp. Cieunteung, Kel/Kec. Baleendah kembali meninggi pada malam harinya hingga lebih dari satu meter. Saat ini, ketinggian air yang membanjiri kawasan itu mencapai 80 hingga 90 sentimeter, Senin (13/9). Ketua RW 20 Kp. Cieunteung Desa/Kec. Baleendah, Kab. Bandung, Jaja (43) mengatakan, dia beserta beberapa masyarakat lainnya tetap bersiaga di posko darurat di Kp. Cieunteung secara sukarela. Hal tersebut dia lakukan untuk memberitahu warga yang hingga saat ini masih bertahan di rumahnya masing-masing apabila keadaan air kembali meninggi. Hingga saat ini, masih ada sekitar 150 keluarga yang belum meninggalkan rumahnya tersebut, dengan alasan ketinggian banjir masih normal dan tidak terlalu berbahaya. Sedangkan sekitar 30 keluarga lainnya sudah berada di pengungsian di kantor DPC PDIP di Baleendah karena rumahnya terendam banjir. Jaja menambahkan, banjir saat ini sudah mulai meluas dengan luas cakupan tiga wilayah rukun warga (RW), yakni RW 9, 20, dan 28. Meski demikian, berdasarkan pantauan “PRLM”, di dua RW yakni RW 9 dan 28 keadaannya tidak separah di RW 20. Perbedaan ketinggian di dua RW tersebut dibandingkan dengan di RW 20 sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Para warga mengaku merasa khawatir dengan kondisi cuaca yang semakin memburuk seperti sekarang. Apalagi cuaca saat ini dari sore menjelang malam sering turun hujan deras. Mereka takut banjir seperti beberapa waktu lalu akan terulang. Untuk itu, Jaja dan beberapa orang warga lainnya meningkatkan kewaspadaannya pada malam hari. “Kalau terjadi banjir yang lebih besar pada malam hari, saya akan segera mengumumkannya menggunakan pengeras suara,” ujarnya. Saat ini, persediaan bahan makanan warga baik yang masih bertahan di rumahnya maupun yang berada di tempat pengungsian sudah mulai menipis. Selain itu, mereka membutuhkan obat kulit dan obat diare, karena sebagian dari warga Kp. Cieunteung sudah terjangkit diare dan gatal-gatal. Menanggapi adanya lahan relokasi yang disiapkan untuk warga korban banjir, Jaja menuturkan, sebagian warga menolak kebijakan yang ditawarkan Pemkab Bandung itu. Alasannya, baik rumah maupun luas lahan rumah di tempat relokasi tersebut tidak sesuai dengan rumah warga Cieunteung yang dihuni sekarang. Luas lahan rumah di lahan relokasi seluas 100 meter persegi, sedangkan luas rumah di lahan itu sekitar 4 x 6 meter. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah rumah yang roboh saat banjir yang menerpa Kp. Cieunteung kemarin sebanyak 16 rumah yang hingga saat ini belum diperbaiki. Dikatakan Jaja, dengan bantuan Rp 1,5 juta bagi rumah rusak berat dan Rp 300 ribu untuk rumah rusak sedang, dirasa jauh untuk mencukupi. “Apalagi harga bahan bangunan sekarang mahal-mahal,” katanya. (CA-02/das)***
0 komentar:
Posting Komentar