SOREANG, (PRLM).- Dana pengembangan pariwisata untuk empat kecamatan yang diproyeksikan bisa menjadi kawasan wisata perdesaan di Kab. Bandung, dinilai minim. Untuk empat kecamatan tersebut, anggaran pengembangan pariwisata yang dialokasikan dalam APBD tahun 2010 hanya Rp 100 juta.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata (Dispopar) Kab. Bandung Dicky Anugrah, Jumat (28/5) mengatakan, dana tersebut digunakan untuk mengembangkan wisata perdesaan sehingga bisa menjadi objek wisata alternatif.
”Selama ini, objek wisata di Kab. Bandung hanya berkutat pada pariwisata Bandung selatan, seperti Situ Cileunca, Kawah Putih, dan beberapa agroekowisata. Padahal, kultur masyarakat dan potensi yang dimiliki beberapa desa di Kab. Bandung, juga bisa dijadikan objek wisata,” ucap Dicky.
Menurut dia, dana pengembangan wisata desa sangat minim. ”Namun, karena tahun ini baru permulaan, kami akan berusaha melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, sedangkan untuk infrastruktur akan dikembangkan kemudian,” ujarnya.
Pendidikan terhadap calon pemandu wisata akan mendapatkan perhatian khusus. ”Tidak ada yang mengenal suatu desa kecuali warganya sendiri. Sayangnya, potensi itu tidak diikuti kemampuan bahasa Inggris yang memadai, itu kesulitan terbesar,” katanya.
Untuk itu, lanjut Dicky, Dispopar akan bekerja sama dengan salah satu universitas di Bandung untuk mengatasi hal tersebut. ”Potensi wisata sudah menyatu dengan keseharian masyarakat,” ujarnya.
Desa wisata yang akan dikembangkan adalah Desa Alamendah dan Patengan (Kec. Rancabali), Desa Sugihmukti dan Cukanggenteng (Kec. Pasirjambu), Desa Panundaan dan Lebakmuncang (Kec. Ciwidey), dan Desa Lamajang (Kec. Pangalengan). Desa-desa itu memililki potensi alam, budaya, kerajinan khas, agrowisata, dan peternakan. (A-175/das)***
0 komentar:
Posting Komentar