Sekitar 30.600 ton kopi arabika gelondongan siap dihasilkan pada musim panen tahun ini di Kab. Bandung, yang dilakukan bertahap mulai Juni 2010.
Kasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab. Bandung Dody Suganda, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (8/6) mengatakan, potensi produksi kopi di Kab. Bandung meningkat seiring dengan kebutuhan pasar internasional.
"Pasar yang sudah digarap adalah Australia, walaupun kita masih belum bisa memenuhi semua permintaan yang diajukan. Peluang pasar lain yang masih terbuka lebar adalah Korea, Thailand, dan Cina," ucapnya.
Di Kab. Bandung, tanaman kopi dibudidayakan di empat belas kecamatan, seperti Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, dan Arjasari. Menurut Dody, luasan lahan perkebunan kopi meningkat rata-rata 50 ha per tahun. "Dari total kebun kopi sekitar 8.500 ha, seluas 70 persen merupakan kebun milik Perhutani," katanya.
Mesin penggiling
Meski demikian, Dody menilai kepemilikan mesin penggiling dan pengupas kulit (pulper), masih menjadi kendala. "Idealnya, satu kelompok tani memiliki satu mesin, tetapi yang dimiliki petani sekarang totalnya hanya 27 unit," katanya. Padahal, di Kab. Bandung ada 10.505 petani yang tergabung dalam 280 kelompok.
Sementara itu, Sekretaris Distanbunhut Kab. Bandung Agus Hilman mengatakan, pemberian fasilitas kepada petani kopi juga masih minim. "Saat ini yang banyak diberikan adalah fasilitas dalam bentuk bibit. Padahal kalau hasilnya ingin bagus, faktor lain seperti pupuk dan hama penyakit juga harus diperhatikan, termasuk pemberian sarana produksi pascapanen," kata Agus. (A-175)***
0 komentar:
Posting Komentar