Untuk mengantisipasi gagal panen akibat kekeringan tahun ini, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab. Bandung akan menambah enam sumur pantek. Selain itu, petani juga diimbau untuk menanam jenis tanaman yang memerlukan sedikit air, seperti tanaman palawija.
Kepala Distanbunhut Kab. Bandung A. Tisna Umaran ketika ditemui di sela-sela pengemposan hama tikus di Desa Bojongsari, Kec. Bojongsoang beberapa waktu lalu mengatakan, pengerjaan sumur pantek ditargetkan akan diselesaikan akhir Juli 2010.
"Idealnya, satu sumur pantek bisa mengairi dua puluh hektare sawah tadah hujan yang kekurangan air. Kalau tahun lalu ada sekitar 700 hektare sawah yang puso karena kekeringan, seharusnya terdapat sedikitnya 35 sumur pantek," kata Tisna.
Saat ini di Kab. Bandung, baru terdapat 6 sumur pantek dan 14 unit pompa bagi sawah tadah hujan. Kec. Bojongsoang, Solokanjeruk, Jelekong, Baleendah, Rancaekek, dan Kec. Cikancung. Sementara itu, penambahan sumur pantek tahun ini akan dilakukan di Kec. Arjasari, Ciparay, Baleendah, Pameungpeuk, dan Bojongsoang.
"Pembangunan sumur pantek diprioritaskan bagi sawah tadah hujan yang benar-benar tidak bisa memanfaatkan sumber air lain, sedangkan daerah lain yang diprediksi terancam kekeringan akan diberikan pompa 2 inci, 3 inci, dan 4 inci," ucapnya.
Dia mengatakan, dana pengadaan sumur dan pompa tersebut berasal dari bantuan pusat dan APBD Kab. Bandung sebesar Rp 582 juta.
Kepala UPTD Alat, Mesin, dan Proteksi Tanaman Distanbunhut Kab. Bandung Abdul Latif mengatakan, pilihan tanaman palawija sebagai tanaman pengganti di musim kemarau dinilai lebih menguntungkan. Selain tidak memerlukan pengairan dalam jumlah banyak, tanaman palawija juga memiliki nilai ekonomis tinggi. (A-175)***
0 komentar:
Posting Komentar