Klik Gambar untuk Diperbesar!!!
atau
Download disini
Wakil Bupati Bandung, Camat Soreang, Kepala Dinas Sosial dan plt Kepala Pelaksana BPBD tinjau lokasi longsor di Desa Sukanagara Kecamatan Soreang
Sosialisasi Pelayanan Santunan Jasa Raharja, prosedur pengajuan santunan kecelakaan ke Jasa Raharja dan kriteria kecelakaan yang berada dalam jaminan Jasa Raharja sesuai ketentuan UU No. 33 Tahun 1964 dan UU No.34 Tahun 1964
Camat Soreang sebagai Ketua Mabirran melantik Drs Abdul Rohman, MS dilantik sebagai Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Soreang (04/01/2012) bertempat di aula Kecamatan Soreang
Pelatihan/Pembekalan Posyandu Kecamatan Soreang yang diikuti oleh Para Kepala Desa, Para Ketua TP PKK Desa, Para Ketua Posyandu dan Para Kader Aktif se-Kecvamatan Soreang dari tanggal tanggal 17-19 Januari 2012
Operator Pencetakan KTP dan KK Kecamatan Soreang memperlihatkan hasil pencetakan KTP
Petugas di dampingi Sekretaris Kecamatan Soreang sedang mem-veririfikasi data diri Wajib KTP untuk perakaman data e-KTP
Operator e-KTP sedang melakukan perakaman data Wajib KTP dalam pelaksanaan program e-KTP
SOREANG, (PRLM).- Menjelang hari pemungutan suara Pemilukada Kabupaten Bandung, yang akan diselenggarakan Minggu (29/8), Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung menggelar apel Siaga, serentak di lima kecamatan pada Sabtu (28/8) pagi.
Kelima kecamatan tersebut adalah Kec. Soreang, Kec. Banjaran, Kec. Baleendah, Kec. Cileunyi, dan Kec. Ciparay. Pada apel tersebut, hadir staf KPU dan staf PPK, PPS, dan KPPS. (A-195/A-122)
SOREANG, (PRLM).- Bupati Bandung Obar Sobarna bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan monitoring persiapan kecamatan dan penyediaan tempat pemungutan suara (TPS), Sabtu (28/8).
Dalam kegiatan tersebut, akan ada delapan kecamatan yang didatangi. Obar mengimbau kepada para petugas agar membersihkan semua atribut atau apapun yang berbentuk alat peraga kampanye. (A-195/kur)***
SOREANG, (PR).-
Tahun ini, para pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Bandung tidak akan menerima "uang ketupat" atau tunjangan hari raya (THR). Hal ini disebabkan PNS sudah mendapatkan tunjangan penghasilan PNS (TPP) yang diberikan setiap bulannya.
Meskipun begitu, Pemkab tetap akan memberikan insentif yang besarannya masih dalam pembahasan.
"Waktu awal pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2010, Sekretariat Daerah (Sekda) mengusulkan anggaran tunjangan penghasilan lainnya," kata anggota Badan Anggaran (Bangar) DPRD Kab. Bandung, H. Saiful Bahri dan Hikmat Budiman, di ruang kerjanya, Jumat (27/8).
Lebih jauh Saiful mengatakan, usulan tunjangan penghasilan lainnya biasanya dipakai untuk pembayaran "uang ketupat" Lebaran. "DPRD beralasan PNS sudah mendapatkan TPP sehingga tak perlu menerima uang ketupat," katanya.
Jumlah TPP pada tahun 2010 ini sama dengan tahun lalu, yakni Rp 90 miliar untuk memberikan tambahan penghasilan kepada sekitar 23.000 PNS, termasuk para guru. "TPP yang diberikan sudah berdasarkan kajian Pemkab Bandung dengan instansi lain sehingga kalau ada PNS yang merasa tak cukup bersifat relatif," katanya.
Pernyataan sama juga dikatakan Ketua Harian Badan Anggaran (Bangar) DPRD Kab. Bandung, H. Ahmad Najib Qadratullah. "Pencoretan usulan dari Sekretariat Daerah soal tunjangan penghasilan lainnya karena isinya sudah masuk dalam TPP," ujarnya.
Mengenai besaran usulan tunjangan penghasilan lainnya yang tak setujui DPRD, Najib mengatakan, sekitar Rp 8 miliar. "Kalau ada usulan anggaran yang senada, kemungkinan besar kita coret karena bisa terjadi duplikasi anggaran," ucapnya.
Tambahan tunjangan
Sementara Sekretaris Daerah Kab. Bandung, Sofyan Nataprawira mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan intensif mengenai tambahan penghasilan bagi PNS di jajaran Pemkab Bandung menjelang Idulfitri.
"Sebutannya bukan THR, hanya tambahan tunjangan penghasilan. Menjelang Lebaran kenaikannya sekitar Rp 300.000 per orang, tetapi itu masih bisa berubah sesuai dengan keputusan akhir," ucapnya.
Menurut Sofyan, diharapkan minggu depan sudah ada keputusan sehingga bisa langsung dibayarkan kepada PNS. "Kami sedang mendiskusikan ketentuan umum sambil koordinasi dengan aparat yang kompeten untuk hal tersebut," kata Sofyan.
Dia juga mengimbau agar masyarakat yang memiliki usaha di wilayah Kab. Bandung untuk segera membayarkan bonus hari raya selambat-lambatnya H-7 Lebaran.
"Satu minggu sebelum Lebaran harus sudah dibayarkan karena itu merupakan hak pekerja, dan bisa menghasilkan kegembiraan tersendiri bagi pekerja dan keluarga yang merayakan Idulfitri," ucapnya. (A-71/A-175)***
SOREANG, (PR).-
Kepolisian Resort (Polres) Bandung akan meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi vital seperti bank, pegadaian, toko emas, dan jasa keuangan lainnya. Langkah antisipasi itu dilakukan untuk menekan angka kriminalitas yang biasanya meningkat menjelang Idulfitri.
Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Hendro Pandowo didampingi Kasatreskrim Polres Bandung Ajun Komisaris Agung N. Masloman ketika ditemui di Mapolres Bandung, Jln. Bhayangkara No. 1 Soreang, Selasa (24/8) mengatakan, peningkatan pengamanan dilakukan dalam bentuk patroli dan penyelidikan terhadap kasus pencurian. "Yang diutamakan adalah patroli sepeda, berjalan kaki, hingga menggunakan sepeda motor dan mobil pada jam rawan pencurian," katanya.
Seluruh anggota pengamanan rutin, menurut Kapolres, dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu wilayah timur seperti Nagreg, Cileunyi, Majalaya, Ciparay, Cicalengka, serta wilayah barat seperti Margahayu, Ciwidey, Pangalengan, Dayeuhkolot, dan Baleendah.
"Panah Soreang"
Kapolres juga menyebutkan metode pengamanan baru yang akan dikembangkan Polres Bandung, yaitu "Panah Soreang". Metode pengamanan itu menggunakan alarm berbasis GSM (Global System for Mobile Communications). "Tujuannya agar objek vital bisa memberikan informasi secara cepat dan tepat ke anggota Reskrim apabila terjadi suatu tindak kejahatan," ucapnya.
Menurut Kapolres, metode tersebut sudah diuji coba di tiga titik vital di Kec. Soreang. "Hasilnya sangat bagus. Begitu tekan tombol, dalam jangka waktu 10 hingga 15 detik, langsung ada panggilan tanda bahaya yang masuk ke Polres Bandung, lalu otomatis ada pengiriman SMS pemberitahuan ke anggota di lapangan," ucapnya.
Akan tetapi, penerapan metode tersebut masih memiliki kendala di lapangan, yaitu sosialisasi di kalangan masyarakat. "Meski begitu, kami menargetkan, pemasangan akan dimulai setelah Lebaran," katanya. (A-175)***
SOREANG, (PR).-
Badan Amil Zakat (BAZ) Kab. Bandung menentukan besaran zakat fitrah 2,5 kilogram beras atau setara Rp 16.100 per orang. Sementara distribusi zakat fitrah difokuskan untuk santunan fakir dan miskin yakni 82,5 persen dan sisanya untuk asnaf (bagian) amilin (panitia zakat) maupun asnaf sabilillah di desa dan kecamatan.
"Untuk menentukan harga beras di pasaran, kami sebelumya mengirimkan surat permintaan kepada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Dinkoperindag) Kab. Bandung," kata Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kab. Bandung H. Fadil Syamsuddin, di kantor BAZ Kab. Bandung, Selasa (24/8).
BAZ Kab. Bandung memperoleh data-data harga beras dari semua jenis di Kab. Bandung lalu memilih beras kualitas sedang IR-24 seharga Rp 6.430 per kg. "Kalau setiap orang mengeluarkan zakat fitrah 2,5 kilogram lalu diuangkan akan berjumlah Rp 16.100. Namun, kalau seseorang setiap hari mengonsumsi beras yang harganya di atas itu, zakat fitrahnya juga disesuaikan," katanya.
Fadil mencontohkan bila mengonsumsi beras seharga Rp 7.000 per kilogram, zakat fitrah yang dikeluarkan jika diuangkan Rp 17.500 per orang. "Jangan sampai kita mengeluarkan zakat fitrah dengan harga beras lebih rendah daripada beras yang kita konsumsi," katanya.
Distribusi zakat
Mengenai distribusi zakat fitrah yang dikumpulkan masjid, lembaga pendidikan, maupun instansi pemerintah dan perusahaan, kata Fadil, lebih diarahkan untuk fakir miskin dan sabilillah, yaitu 82,5 persen. "Fakir miskin yang disantuni berada di sekitar lembaga pengumpul zakat tersebut, sehingga semua bisa bergembira menyambut Idulfitri," ucapnya.
Sementara untuk amilin atau unit pengumpul zakat (UPZ) ditentukan enam persen untuk UPZ masjid, RT/RW maupun instansi. "Untuk UPZ desa/kelurahan sebanyak empat persen, dan BAZ kecamatan 2,5 persen. "Kami mengeluarkan surat penetapan pendistribusian zakat fitrah ini berdasarkan permintaan UPZ maupun BAZ kecamatan," katanya.
Zakat fitrah juga bisa dibagikan kepada kelompok sabilillah desa seperti ustaz madrasah, yaitu sebesar tiga persen. "Untuk BAZ kecamatan 2,5 persen dan sabilillah kecamatan dua persen. Apabila ada ustaz yang belum disantuni, bisa mengajukan ke BAZ kecamatan," katanya. (A-71)***
SOREANG, (PR).-
Setelah menunggu cukup lama, para guru PNS maupun non-PNS, akhirnya akan menerima tunjangan sertifikasi guru paling lambat pada akhir Agustus ini. Sebanyak 4.614 guru di Kab. Bandung akan menerima tunjangan tersebut.
"Pemerintah pusat sudah mentransfer dana tunjangan sertifikasi untuk Kab. Bandung Rp 68 miliar untuk enam bulan, yaitu dari Januari s.d. Juni 2010," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kab. Bandung, Drs. H. Juhana, M.M.Pd., pada acara peluncuran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi, di Gedung M. Toha, Soreang, Selasa (24/8).
Menurut Juhana, pembayaran dana tunjangan sertifikasi tahap pertama untuk lima bulan, yaitu dari Januari-Mei 2010, sedangkan tahap kedua untuk tujuh bulan pada Desember mendatang. "Besaran tunjangan sertifikasi untuk guru PNS setara dengan gaji guru terbaru dan guru non-PNS Rp 1,5 juta per bulan," ucapnya.
Juhana mengakui, masih ada masalah dalam pencairan tunjangan sertifikasi bagi guru non-PNS yang yang berjumlah 555 orang. "Apabila ada guru non-PNS yang pembayaran tunjangannya mengalami masalah, diharapkan segera menghubungi Dinas Pendidikan Jabar. Hal itu disebabkan tunjangan sertifikasi guru non-PNS masuk dalam dana dekonsentrasi di Pemprov Jabar," ujarnya.
Mengenai tersendatnya program sertifikasi, menurut Juhana, hal itu disebabkan kebijakan pemerintah pusat membatasi kuota jumlah guru yang ikut sertifikasi. "Pemerintah melihat anggaran yang tersedia karena tunjangan sertifikasi amat besar. Bayangkan saja, untuk pembayaran tunjangan guru di Kab. Bandung selama enam bulan sudah Rp 68 miliar, belum dengan kabupaten/ kota se-Indonesia," katanya.
Tingkatkan kinerja
Juhana juga berharap agar guru yang sudah mendapatkan tunjangan untuk lebih meningkatkan kinerjanya. "Jangan sampai setelah menerima tunjangan lalu kinerjanya menurun. Masyarakat akan bertanya, bahkan menggugat karena tidak ada perbedaan kinerja antara guru yang lulus sertifikasi dan yang belum," katanya.
Mengenai waktu pencairan tunjangan sertifikasi yang diusahakan dilakukan sebelum Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kab. Bandung pada Minggu (29/8), Juhana menampik pencairan tersebut bermuatan politis. "Tidak ada hubungan antara pencairan tunjangan sertifikasi pada Agustus ini dan upaya penggalangan di pemilukada. Saya kira para guru juga senang kalau tunjangannya segera cair," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Ciparay Drs. Rucitta, M.M.Pd., menyambut baik keputusan Disdikbud Kab. Bandung untuk segera mencairkan tunjangan sertifikasi bagi para guru. "Idealnya tunjangan sertifikasi menyatu dengan gaji bulanan sehingga tak perlu ada rapel. Namun, hingga saat ini pembayaran tunjangan selalu dirapelkan, kadang-kadang enam bulan bahkan setahun," ucapnya.
Mengenai adanya potongan terhadap tunjangan sertifikasi, Rucitta membantahnya. "Kalaupun ada, sebatas memberikan uang lelah saridona (seikhlasnya-red.) kepada pegawai Disdikbud yang telah mengurus tunjangan sertifikasi. Masa kami mendapatkan tunjangan, tetapi staf-staf yang mengurusnya tidak kecipratan rezeki," katanya. (A-71)***
Penulis: