JAKARTA, (PR).-
Sepuluh kota/kabupaten di Jawa Barat meraih penghargaan Adipura tahun 2010 dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010 yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/6) siang. Seorang pejuang lingkungan asal Ciamis Ujang Solikhin menerima penghargaan Kalpataru 2010 untuk kategori Perintis Lingkungan yang diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kesepuluh daerah di Jabar yang meraih penghargaan Adipura itu adalah Kota Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sukabumi. Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diterima oleh kepala daerahnya masing-masing.
Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup berupaya mendorong peningkatan kebersihan dan keteduhan kota melalui program Adipura. Program ini memberikan pengaruh signifikan pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan di beberapa kota menjadi kota yang lebih bersih, teduh, dan nyaman. Untuk tahun 2010 ini, menurut Gusti, terjadi peningkatan sebelas persen jumlah kota yang menerima penghargaan Adipura dari tahun 2009. Jika tahun 2009 jumlah peraih Adipura itu sebanyak 126 kota, maka untuk tahun 2010 menjadi 140 kota.
"Peningkatan ini tidak terlepas dari meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan serta semakin besarnya tuntunan masyarakat akan peningkatan kualitas lingkungan. Selain itu, pemda mulai menerapkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah," katanya.
Gusti pun mengatakan, sejak tahun 2006 telah dialokasikan anggaran Dana Alokasi Khusus bidang Lingkungan Hidup (DAK LH) kepada kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar pemerintah kabupaten/kota dapat meningkatkan kemampuan mengelola lingkungan hidup di daerahnya itu.
"Tahun 2010 ini melalui seleksi yang ketat oleh pemerintah daerah provinsi dan Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional, maka dari 434 kabupaten/kota penerima DAK LH itu, telah muncul lima kabupaten/kota sebagai pelaksana DAK LH terbaik. Mereka itu berturut- turut Kab. Hulu Sungai Selatan, Kota Surabaya, Kota Pariaman, Kota Manado, dan Kota Mataram," kata Gusti.
Gusti menuturkan, Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010 dengan tema "Keanekaragaman Hayati, Masa Depan Bumi Kita". Saat ini, kata Gusti, masih terjadi pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berlebihan sehingga mengancam tatanan dan fungsi ekosistem.
"Imbauan untuk bersama-sama melestarikan lingkungan hidup perlu terus dikumandangkan. Kebersamaan ini sangat penting karena sejalan dengan inisiatif Indonesia dalam upaya penurunan emisi sebesar 26 persen dari business as usual pada tahun 2020, dan sepertiganya diharapkan kontribusi dari masyarakat luas," kata Gusti.
Di hadapan para bupati dan wali kota penerima penghargaan Adipura dan Kalpataru, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah untuk terus melakukan pelestarian kawasan hutan. Presiden mengatakan, memberikan izin harus sesuai dengan peruntukannya. "Jangan karena mau pilkada, izin sini, izin sana, kelak kemudian hari dosanya besar sekali," kata Presiden Yudhoyono dalam sambutan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/6).
Oleh karena itu, menurut Presiden, hutan yang memang harus dilindungi jangan diganggu. Di sisi lain, kalau kawasan hutan itu memang bisa diusahakan, silakan digunakan. Presiden mencontohkan, tanah-tanah telantar dalam kawasan termasuk yang bisa dimanfaatkan.
Selain itu, Presiden juga meminta seluruh pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya di sektor kehutanan agar mengajak masyarakat lokal tidak menebang atau membakar hutan. "Jangan lagi merambah kawasan hutan alam. Oleh karena itu, saya meminta hutan alam primer tidak boleh disentuh," katanya.
Presiden Yudhoyono mengatakan, luas hutan alam primer di Indonesia saat ini mencapai 43,8 juta hektare. Pemerintah akan menggelar program rehabilitasi seluruh hutan gundul di Indonesia yang luasnya mencapai 40 juta hektare.
Menurut Presiden, pemerintah akan terus menggelar rehabilitasi kawasan hutan gundul di seluruh Indonesia. Proses rehabilitasi itu mencakup 40 juta hektare kawasan hutan. Program ini merupakan aksi nasional dalam rangka melestarikan kawasan hutan di Indonesia.
Presiden mengatakan, program rehabilitasi ini tentu saja tidak bisa tuntas diselesaikan tahun depan, melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan demikian, kata Presiden, dalam 5 tahun hingga 15 tahun mendatang tidak ada lagi hutan yang terbengkalai.
Peraih penghargaan Kalpataru 2010 itu diberikan kepada individu ataupun kelompok masyarakat yang telah berjuang demi pelestarian lingkungan hidup yang dibagi dalam empat kategori. Peraih Kalpataru untuk Kategori Perintis Lingkungan adalah Djohan Riduan Hasan (Kepulauan Bangka Belitung), Mateus Bere Bau (Belu, NTT), Mahyiddin (Sabang, NAD), Kholifah (Pasuruan, Jatim), dan Ujang Solikhin (Ciamis, Jabar).
Kalpataru untuk Kategori Pengabdi Lingkungan adalah Yohanes Ebo (Flores Timur, NTT), Sumadi (Nganjuk, Jatim). Kalpataru untuk Kategori Penyelamat Lingkungan adalah LSM PILIHI Dairi, KPSA Puspita Hijau, dan LSM Rekonvasi Bumi.
Terakhir, Kalpataru untuk Kategori Pembina Lingkungan diberikan kepada Dra. Endang Sulistyowati (guru biologi dan pendidikan lingkungan hidup SMAN 2 Probolinggo, Jatim), Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo (Semarang, Jateng). (A-130/A-180)***